LAPORAN TETAP
PRAKTIKUM DASAR-DASAR MIKROBIOLOGI AKUATIK
ISOLASI BAKTERI
SOFIATUL RAHMANI
05051181419058
JURUSAN AKUAKULTUR
DAN TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2015
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Isolasi suatu mikrobia ialah
memisahkan mikrobia tersebut dari lingkungannya di alam dan menumbuhkannya
sebagai biakan murni dalam medium buatan. Isolasi harus diketahui cara-cara
menanam dan menumbuhkan mikrobia pada medium biakan serta syarat-syarat lain
untuk pertumbuhannya. Memindahkan bakteri dari medium lama kedalam medium yang
baru diperlukan ketelitian dan pengsterilan alat-alat yang digunakan, supaya
dapat dihindari terjadinya kontaminasi. Pada pemindahan bakteri dicawan petri
setelah agar baru, maka cawan petri tersebut harus dibalik, hal ini berfungsi
untuk menghindari adanya tetesan air yang mungkin melekat pada dinding tutup cawan
petri (Alam dkk. 2013)
Bakteri mudah ditemukan di air,
udara dan tanah. Mereka hidup dalam suatu koloni, baik bersimbiose, bebas
ataupun parasit pada makhluk hidup. Jumlah bakteri di alam sangat melimpah
dengan keragaman yang sangat tinggi. Untuk mempelajari kehidupan dan keragaman
bakteri, diperlukan suatu usaha untuk mengembakbiakkan mereka dalam skala
laboratorium. Pengembangbiakan ini dilakukan dengan menumbuhkan bakteri dari
sumber isolat, seperti tanah, udara, sisa makanan, dan lain-lain, dalam media
yang mengandung nutrisi. Media pertumbuhan bakteri sangat beragam, mulai dari
media selektif, media penyubur, media diferensial, dll. Masing-masing media
memiliki fungsi berbeda dan digunakan tergantung tujuan dari praktikan. Dalam
mempelajari sifat pertumbuhan dari masing-masing jenis mikroorganisme, maka
mikroorganisme tersebut harus dipisahkan satu dengan yang lainnya, sehingga
didapatkan kultur murni yang disebut isolat. Kultur murni merupakan suatu
biakan yang terdiri dari sel-sel dari satu species atau satu galur
mikroorganisme. Kultur murni diperoleh dengan cara isolasi menggunakan metode
tuang maupun gores (Elfita, 2010).
Dalam
kegiatan mikrobiologi pembuatan isolasi dilakukan dengan cara mengambil sampel
mikroba dari lingkungan yang ingin diteliti. Dari sampel tersebut kemudian
dikultur/dibiakan dengan menggunakan media universal atau media selektif,
tergantung tujuan yang ingin dicapai. Untuk mendapatkan atau menumbuhkan jenis mikroorganisme tertentu, maka
dilakukan isolasi. Dengan isolasi inilah dapat diidentifikasi jenis bakteri
tertentu baik dari kelimpahan maupun morfologinya. Isolasi
bakteri merupakan suatu cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu
dari lingkungannya sehingga diperoleh kultur murni atau biakan murni. Kultur
murni ialah kultur yang sel-sel mikrobanya berasal dari pembelahan dari satu
sel tunggal. Kultur murni atau biakan murni sangat berguna didalam
mikrobiologi, yaitu untuk menelaah dan mengidentifikasi mikroorganisme,
termasuk penelaahan ciri-ciri cultural, morfologis, fisiologis, maupun
serologis, memerlukan suatu popolasi yang terdiri dari satu macam
mikroorganisme saja. Sebelum mengisolasi,
harus diketahui mikroba apa yang akan diisolasi dan habitatnya menentukan
sampel dan media apa yang akan digunakan. Pemilihan
mikroba sebagai sumber enzim mempunyai beberapa keuntungan bila dibandingkan
yang diisolasi dari tanaman ataupun hewan. Antara lain adalah sel mikroba
relatif lebih mudah ditumbuhkan, kecepatan pertumbuhan relatif lebih cepat,
skala produksi sel lebih mudah ditingkatkan bila dikehendaki produksi yang
lebih besar, biaya produksinya relatif rendah, kondisi selama produksi tidak
tergantung oleh adanya pergantian musim dan waktu yang dibutuhkan dalam proses
produksi lebih pendek (Torben,2007)
1.2. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mempelajari cara mengisolasi
mikroba dari berbagai metode.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Isolasi Bakteri
Isolasi adalah mengambil mikroorganisme
yang terdapat di alam dan menumbuhkannya dalam suatu medium buatan. Prinsip
dari isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba
lainnya yang berasal dari campuran bermacam-macam mikroba. Hal ini dapat
dilakukan dengan menumbuhkannya dalam media padat sel-sel mikroba akan
membentuk suatu koloni sel yang tetap pada tempatnya. Isolasi bakteri
atau biakan yang terdiri dari satu jenis mikroorganisme (bakteri) dikenal
sebagai biakan murni atau biakan aksenik. Biakan yang
berisi lebih dari satu macam mikroorganisme (bakteri) dikenal sebagai biakan campuran, jika hanya terdiri
dari dua jenis mikroorganisme, yang dengan sengaja dipelihara satu sama lain
dalam asosiasi, dikenal sebagai biakan
dua-jenis (Alam dkk, 2013)
Mikroorganisme tidak
memerlukan banyak ruangan untuk perkembangannya, sebab itu media buatan (agar) dapat dimasukkan ke dalam
sebuah tabung percobaan labu atau cawan Petri. Pada permulaannya tabung atau
cawan Petri harus dalam keadaan steril (bebas dari setiap mikroorganisme hidup)
lalu setelah itu dimasukkan mikrobia yang diinginkan, tabung atau cawan harus
dilindungi terhadap kontaminasi dari luar. Sumber utama pencemaran dari luar adalah udara, yang
banyak mengandung mikroorganisme yang berterbangan. Bentuk cawan petri, dengan
tutup yang saling menyelubungi, dirancang untuk mencegah pencemaran udara (Alam dkk, 2013)
Media agar merupakan substrat yang
sangat baik untuk memisahkan campuran mikroorganisme sehingga masing-masing
jenisnya menjadi terpisah-pisah. Teknik yang digunakan untuk menumbuhkan
mikroorganisme pada media agar memungkinkannya tumbuh dengan agak berjauhan
dari sesamanya, juga memungkinkan setiap selnya berhimpun membentuk koloni,
yaitu sekelompok massa sel yang dapat dilihat dengan mata telanjang. Bahan yang
diinokulasikan pada medium disebut inokulum, dengan menginokulasi medium agar
nutrient dengan metode cawan gores atau media cawan tuang, sel-sel
mikroorganisme akan terpisah sendiri-sendiri. Setelah inkubasi, sel-sel mikroba
individu memperbanyak diri secara cepat sehingga dalam waktu 18-24 jam
terbentuklah massa sel yang dapat dilihat dan dinamakan koloni. Koloni dapat
terlihat oleh mata telanjang. Setiap koloni merupakan biakan murni satu macam
mikroorganisme (Joddi, 2006).
2.2. Metode Isolasi
Mikroba yang hidup di alam terdapat sebagai populasi
campuran dari bebagai jenis mikrobia yang berbeda prinsip dari isolasi mikrobia
dalam memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba lainnya dari lingkungannya
dialam dan ditumbuhkan dalam medium buatan. Pertumbuhan mikroba dapat dilakukan
dalam medium padat, karena dalam medium padat sel-sel mikroba akan terbentuk
suatu koloni sel yang tetap pada tempatnya, ada beberapa teknik isolasi mikroba
yakni (Wati, 2013)
1. Metode gores atau streak plate menggunakan loop ose dan
menggoreskannya ke permukaan medium agar dengan pola tertentu dengan harapan
pada ujung goresan, hanya sel-sel bakteri tunggal yang terlepas dari ose dan
menempel ke medium. Sel-sel bakteri tunggal ini akan membentuk koloni tunggal
yang kemudian dapat dipindahkan ke medium selanjutnya agar didapatkan biakan
murni.
2. Metode tuang atau pour plate dilakukan dengan 2 cara,
yaitu dengan mencampur suspensi bakteri dengan medium agar pada suhu 50ºC
kemudian menuangkannya pada petridisk atau dengan menyemprotkan suspensi pada
dasar petridisk, kemudian menuang medium agar keatasnya dan diaduk. Setelah
agar mengeras, bakteri akan berada pada tempatnya masing-masing dan diharapkan
bakteri tidak mengelompok sehingga terbentuk koloni tunggal.
3. Metode sebar atau spread plate dilakukan dengan
menyemprotkan suspensi ke atas medium agar kemudian menyebarkannya secara
merata dengan trigalski. Dengan ini diharapkan bakteri terpisah secara
individual, kemudian dapat tumbuh menjadi koloni tunggal (Wati, 2013)
2.3. Jenis-Jenis Bakteri
2.3.1. Bakteri Termofilik
Mikroorganisme termofilik merupakan mikroorganisme yang
tahan terhadap suhu tinggi dengan suhu optimum pertumbuhan mencapai lebih dari
60 OC. Salah satu pemanfaatan
mikoorganisme termofilik yaitu sebagai penghasil berbagai enzim yang bersifat
termostabil. Enzim yang dapat dihasilkan dari mikroorganisme termofilik antara
lain selulase, amilase, kitinase dan lipase (Rosliana, 2009)
Mikroorganisme termofilik mampu mensintesis molekul
stabil pada kondisi panas, termasuk molekul enzim. Bioteknologi umumnya tertarik
pada enzim dari mikroorganisme yang mendukung untuk bekerja dibawah kondisi
normal dimana enzim dari mikroorganisme mesofilik akan mengalami denaturasi.
Dengan alasan inilah enzim ini menjadi sasaran termasuk kelayakannya sebagai
model untuk penelitian dan penyelidikan protein-protein yang bersifat
termostabil dan kemampuannya sebagai biokatalis pada bioteknologi modern
(Elfita, 2010).
2.3.2. Bakteri Selulolitik Termofilik
Mikroorganisme selulolitik termofilik merupakan
mikroorganisme termofilik yang dapat menghasilkan selulase. Isolasi bakteri
penghasil selulase sangat
penting untuk dilakukan, mengingat besarnya potensi selulase pada industri
antara lain industri makanan dan minuman, industri pulp dan kertas, industri
tekstil, industri deterjen, industri pakan ternak dan pertanian. Bakteri
penghasil selulase dapat diisolasi dari berbagai sumber, antara lain lambung
sapi, kompos pertanian, sumber air panas. Salah satu sumber isolasi bakteri
selulolitik termofilik alternatif aitu dari kompos pertanian, dimana penelitian
tentang eksplorasi bakteri selulolitik termofilik di Indonesia pada umumnya dan
di Jawa Tengah khususnya masih jarang dilakukan. Desa Bayat Klaten merupakan
desa dengan potensi kompos yang besar dan belum dieksplorasi dengan maksimal.
Pada penelitian ini dilakukan isolasi bakteri termofilik penghasil selulase
dari kompos pertanian desa Bayat, Klaten dan dilakukan penentuan suhu optimum
pertumbuhan bakteri selulolitik termofilik
(Elfita, 2010).
2.3.3. Bakteri
Mesofilik
Mikroba yang
hidup pada suhu kamar sampai paling tinggi 45 OC. Contoh :
Methylococcus capsulatus, Azotobacter chroococcum, Clostridium pasteurianum,
Rhizobium leguminosarum, Rhodospirillum rubnum, Bacillus subtilis, L.
Bulgaricus, Clostridium butyricum, Bacillus mascerans, Clostridium sporongenes
(wati, 2013).
2.3.4. Bakteri
Psikrofilik
Mikroba yang
hidup pada suhu rendah sampai paling tinggi 25 OC. Contoh :
Bakteri yang hidup di laut
(Fototrof), bakteri besi (Gallionella), Bacillus polymixa, Pseudomonas, Micrococcus,
Clostridium botulinum E (Elfita, 2010).
Temperatur mempengeruhi pertumbuhan mikroorganisme dan
kecepatan reaksi dalam pembentukkan biogas. Proses produksi biogas dapat
terjadi dalam dua rentang temperatur, yaitu rentang temperatur mesofilik 25-45 OC
dan rentang temperatur termofilik 56-60 OC. Temperatur kerja yang
lebih tinggi akan memberikan hasil biogas yang lebih tinggi, namun pada
temperatur yang terlalu tinggi bakteri akan mudah mati (Wati, 2013).
BAB 3
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
2.4. Waktu dan
Tempat
Praktikum dasar-dasar mikrobiologi akuatik
tentang isolasi bakteri dan penghitungan jumlah bakteri ini dilaksanakan pada hari Selasa, 03 Maret 2015 pukul 14.20 WIB sampai dengan selesai, di Ruang Seminar program studi Akuakultur, Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya.
2.5. Alat,
Bahan dan Metoda
3.2.1. Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini yakni
seperti Bunsen, Cawan petri, Gelas Beker, Jarum Ose, Plastik Repting, Spatula
kaca, Tabung reaksi.
3.2.2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum yakni, Agar,
Air coberan, Alkohol, Kaldu ikan, dan 2 Jenis rambut yang berbeda,
3.2.3. Metoda
Metoda yang digunakan dalampraktikum isolasi
bakteri dan penghitungan jumlah bakteri adalah sebagai berikut:
1. Metode gores dengan menggunakan tabung reaksi
- Hidupkan bunsen.
- Panaskan jarum ose menggunakan bunsen.
- Ambil sampel ( sampel yang digunakan adalah air comberan ).
- Goreskan ke dalam tabung reaksi yang telah diisi media agar sebelumnya.
- Bungkus tabung reaksi menggunakan kertas.
2. Metode gores
dengan menggunakan cawan petri
- Hidupkan bunsen.
- Panaskan jarum ose menggunakan bunsen.
- Ambil sampel ( sampel yang digunakan adalah air comberan ).
- Goreskan jarum ose sampai kuadran 1-2.
- Kemudian panaskan lagi jarum ose dan ambil sampel kembali.
- Lanjutkan goresan jarum ose ke kuadran 3-4.
- Tutup cawan petri, lalu rekatkan cawan petri menggunakan kertas repting.
- Bungkus cawan petri menggunakan kertas.
3. Metode sebar menggunakan cawan petri
- Ambil cawan petri yang masih kosong.
- Tuangkan sampel yang berisi rambut.
- Panaskan spatula kaca yang telah disterilkan menggunakan alkohol.
- Ratakan sampel menggunakan spatula kaca tersebut.
- Tutup cawan petri, lalu rekatkan cawan petri menggunakan kertas repting.
- Bungkus cawan petri menggunakan kertas.
4. Metoda menghitung bakteri.
- Buka bungkus kertas cawan petri dan tabung reaksi yang telah di inapkan selama 1 hari.
- Hidupkan coloni counter, dengan menekan tombol ON pada coloni counter.
- Letakkan cawan petri tepat dibawah kaca pembesar pada coloni counter.
- Sebelum menghitung, aturlah terlebih dahulu angka pada coloni counter menjadi angka 0.
- Amati cawan petri menggunakan kaca pembesar, lalu hitung menggunakan pensil atau pena untuk memposisikan bakteri yang ada.
- Lalu catat hasil pengamatan bakteri yang ada.
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
2.6.
Hasil
Hasil perhitungan bakteri yang tumbuh dari
praktikum penumbuhan bakteri di dalam media Agar ini adalah sebagai berikut
pada tabel :
Tabel. 1. hasil perhitungan
No.
|
Metode
|
Sampel
|
Perhitungan
|
|
Air comberan
|
Air rambut
|
|||
1.
|
Gores
|
ü
|
-
|
1x 10126
|
2.
|
Sebar
|
ü
|
-
|
Tidak ada
|
ü
|
ü
|
1 x1016
|
||
ü
|
1 x 1048
|
|||
ü
|
1 x 10138
|
2.7.
Pembahasan
Pada
praktikum kali ini yang akan dilakukan adalah mengisolasi bakteri dan kemudian
melakukan perhitungan bakteri. Di dalam praktikum hal yang paling utama harus
dilakukan, yaitu melakukan praktikum dengan fokus sehingga meminimalisir
kesalahan yang akan terjadi di dalam praktikum. Dalam praktikum ini
mengharuskan kita untuk melakukan sterilisasi dan pastikan semua alat
benar-benar telah steril. Apabila meragukan alat tersebut telah disterilkan
atau belum, sebaik dilakukan sterilisasi ulang pada alat tersebut untuk
memastikan alat tersebut telah steril. Kemudian disini penggunaan media agar
PCA, apabila media agar tidak membeku sempurna atau belum memenuhi kriteria
media agar yang bagus untuk media penumbuhan bakteri akan menyebabkan pada saat
setelah dikeluarkan dari dalam oven hasilnya bakteri yang ditanamkan tidak
tumbuh atau hasilnya akan gagal. Namun, perlu diperhatikan lagi pada saat
larutan PCA telah dimasukkan ke dalam cawan petri akan dilakukan pengerakkan
cawan petri dengan membentuk angka 8. Pada saat itu lakukan dengan perlahan
saja tidak terlalu cepat juga tidak terlalu lambat, karena apabila terlalu
cepat akan menyebabkan struktur daripada media agar rusak. Apabila telah rusak
dan sampai tidak dapat membeku dengan sempurna akan sama halnya yang terjadi
pada yang dari awal telah tidak dapat membeku dengan sempurna dan hasilnya akan
negatif atau gagal.
Setelah di
inkubasi selama 24
jam diperoleh hasil pertumbuhan mikroba. Penggoresan media yang
benar dan baik akan terlihat hasil biakan bakteri murni pada satu titik koloni
pada kuadran empat, sedangakn pada praktikum ini media isolasi bakteri telah
mengalami kesalahan pengoresan sehingga tidak didapatkan biakan murni bakteri
pada satu titik pada kuadran empat, melainkan terdapat banyak titik biakan dan
bakteri pada alur penggoresan, kesalahan penggoresan ini mungkin terjadi pada
saat jarum ose tidak didinginkan terlebih dahulu, sehingga penggoresan pada
setiap kuadaran penggoresan terlalu dalam dan tidak melemah sesuai dengan
metode yang ada.
BAB 5
KESIMPULAN DAN
SARAN
5.1.
Kesimpulan
1.
Isolasi
suatu mikrobia ialah memisahkan mikrobia tersebut dari lingkungannya di alam
dan menumbuhkannya sebagai biakan murni dalam medium buatan.
2.
Media agar merupakan substrat yang
sangat baik untuk memisahkan campuran mikroorganisme sehingga masing-masing
jenisnya menjadi terpisah-pisah.
3.
Ada 2 metode isolasi yang digunakkan
saat praktikum yaitu metode gored dan metode tebar.
4.
Teknik yang digunakan untuk
menumbuhkan mikroorganisme pada media agar memungkinkannya tumbuh dengan agak
berjauhan dari sesamanya, juga memungkinkan setiap selnya berhimpun membentuk
koloni.
5.
Sel-sel mikroba individu memperbanyak
diri secara cepat sehingga dalam waktu 18-24 jam terbentuklah massa sel yang
dapat dilihat dan dinamakan koloni. Koloni dapat terlihat oleh mata telanjang.
5.2. Saran
Dari praktikum
yang dilakukan ini sebaiknya kita menggunakkan 4 metode yaitu metode tuang,
gores, terbar, dan tusuk jadi praktikan mendapatkan perbandingan dari
masing-masing metode.
DAFTAR PUSTAKA
Afriyanto Eddy.
2005. Pakan Ikan dan Perkembangannya. Penerbit Kanisius
Jakarta.
Alam, M.S, Sarjono P.R,
Aminin, A.L.N. 2013. Isolasi Bakteri Selulolitik Termofilik Kompos Pertanian
Desa Bayat, Klaten, Jawa Tengah. Chem Info. No.1(1) :
190-195.
Candra, Joddi
Iryadi. 2006. Isolasi dan Karakteristik Bakteri Asam Laktat Dari Produk
Bekasam Ikan Bandeng (Chanos chanos).[Skripsi]. Institut Pertanian
Bogor : Bogor.
Elfita, Muharni, Munawar,
Salni, dan Ade Oktasari. 2010. Senyawa Antimalaria dari Jamur Endofitik
Tumbuhan Sambiloto (Andographis paniculata Nees). Jurnal
Natur Indonesia. No.13(2) : 123-129.
Rosliana.
2009. Isolasi Bakteri dan Uji Aktivitas Protease Termofilik dari Sumber Air
Panas Sipoholon Tapanuli Utara Sumatera Utara. [Tesis]. Sekolah
Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
: Medan.
Singleton Paul. 2006. Dictionary of Microbiology And Molecular Biology
Third
Edition. John wiley & Sons Inc. : England.
Skou Torben dan Sogaard Jensen Gunnar. 2007. Microbiologi.
Forfattern Og
Systime : England.
Wati, Dwi Setiana, Rukmanasari Dwi Prasetyani. 2013. Pembuatan Biogas
dari Limbah Cair Industri Bioetanol Melalui Proses Anaerob (Fermentasi).
Universitas Diponegoro : Semarang.