Minggu, 05 April 2015



LAPORAN TETAP
PRAKTIKUM DASAR-DASAR MIKROBIOLOGI AKUATIK

PEMBUATAN MEDIA AGAR







Sofiatul Rahmani
05051181419058







PROGRAM STUDI AKUAKULTUR DAN    
   TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVESITAS SRIWIJAYA
2015



BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.  Latar belakang
        Mikroorganisme dapat dikembangbiakkan secara alami  atau juga dengan campur tangan manusia. Mikroorganisme yang dikembangkan oleh manusia diantaranya melalui pertumbuhan dengan menggunakan media yang mengandung nutrien yang diperlukan oleh bakteri dan juga lingkungan fisik yang dapat menyediakan kondisi optimumbagi pertumbuhannya (Bachtiar, 2013).
       Pembiakkan mikroba secara buatan memerlukan media pertumbuhan untuk menjadi tempat tumbuh dan penyedia nutrien bagi mikroba. Media pertumbuhan teridiri dari garam organik, sumber energi (karbon), vitamin dan zat pengatur tumbuh (ZPT). Pembuatan media ini dapat pula ditambahkan komponen lainnya. Media berfungsi untuk tempat tumbuhnya mikroba, isolasi, memperbanyak jumlah dimana dalam proses pertumbuhannya harus disterilisasikan dan menerapkan metoda aseptik untuk menghindari kontaminasi pada media itu sendiri. Media juga berperan sebagai tempat tumbuh mikroba, sistesis sel, keperluan energi, dalam metabolisme, dan pergerakkan. Umumnya pembuatan media pertumbuhan guna untuk pembelajaran mikrobiologi (Bachtiar, 2013) .
        Pada media diperlukannya nutrien didalamnya yang berfungsi untuk membentuk substansi yang mengaktivasi enzim pada media. Kebutuhan akan nutrien dan vitamin berbeda-beda pada masing-masing mikroorganisme (Bachtiar, 2013) .


1.2. Tujuan
   Untuk mengetahui cara pembuatan media agar yang benar dan steril.




BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.  Media
        Media pertumbuhan adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat makanan(nutrisi) yang diperlukan mikroba untuk pertumbuhannya. Mikroba  memanfaatkan nutrisi media berupa molekul-molekul kecil yang dirakit untuk menyulusun komponen sel. Dengan media pertumbuhan maka dapat dilakukan isolasi mikroba menjadi kultu murni dan juga memanipulasi komposisi media pertumbuhannya (Suriawiria, 2005).
        Media pertumbuhan merupakan subtrat yang kaya akan nutrien yang selanjutnya digunakan untuk membiakkan mikroba. Nutrien dapat diartikan sebagai bahan anorganik yang berfungsi sebagai sumber energi atau penerima elektron bagi organisme. Agar mikroba dapat tumbuh dan berkembang dengan baik didalam media diperlukannya persyartan tertentu seperti harus memiliki tekanan osmotis, tegangan permukaan , dan pH yang sesuai dengan kebutuhan mikroba (Suriawiria, 2005).

2.1.1. Fungsi media
-  Media basal dapat mendukung pertumbuhan berbagai jenis spesies mikroba tanpa
    syarat nutrisi.
- media penghambat merupakan mediam yang memuat unsur pokok tertentu yang
   menghambat pertumbuhan dari jenis mikroba tertentu.
- Media pemelihara digunakan untuk pertumbuhan awal dan penyimpanan selanjutnya,
   mempersiapkan kultur organisme yang disimpan baik pada suhu ruang atau suhu
   dingin (Suriawiria, 2005).

2.1.2. Bahan-bahan media pertumbuhan mikroba
a. Bahan dasar
-.  Air (H2O) sebagai pelarut.
-  Agar (dari rumput laut) Untuk pemadat media.
-  Gelatin memiliki fungsi yang sama dengan agar sebagai pemadat media
-  Silika gel sebagi pemadat media bagi mikroba autotrof obligat.
b. Nutrisi
       Media harus mengandung unsur untuk metabolisme sel yaitu berupa karbon (C), Hidrogen (H), Oksigen (O), Nitrogen (N) Phospor (P), dan unsur mikro seperti Fe, Mg, dan unsur pelikan/ trace element.
c. Bahan tambahan
        Bahan yanyg ditambahnkan pada media dengan tujuan tertentu, seperti mislnya:
   Phenol red (indikator asam basa) ditambahkan untuk indikator perubahan pH akibat
   produksi asam organik hasil metabolisme (Suriawiria, 2005).

2.1.3. Macam-macam media
a. Media berdasarkan sifat fisiknya
- Media padat yaitu media yang mengandung agar 15% sehingga setelah dingin media
  menjadi benar-benar padat.
- Media 1/2  padat  yaitu media yang mengandung agar 0,3-0,4%  sehingga setelah
  kering yang terjadi media sedikit keyal.
- Media cair yaitu media yang tidak mengandung agar sama sekali seperti NB (Nutrient
  Broth) dan LB (Lactose Broth).
b. Media berdasarkan komposisi
- Media sintesis yaitu media yang  komposisinya adalah zat kimia. Seperti Glucose
  Agar, Mac Conkey Agar.
- Media semisintensis yaitu media yang sebagian komposisinya yaitu zat kimia yang
  diketahui pasti seperti, PDA (Potato Dextrose Agar).
- Media nonsintensis yaitu media yang dibuat dengan komposisi yang tidak dapat
  diketahui secara pasti dan biasa langsung diekstrak dengan bahan dasarnya, seperti.
  Tomato, Juice Agar, Brain Heart Infusion Agar, Pancreatic Extract.
c. Media berdasarkan tujuan
- Media untuk isolasi                                                              - Media selektif/penghambat
- Media pengkaya                                                         - Media untuk peremajaan kultur
- Media untuk menentukankebutuhan nutrisi spesifik
- Media untuk karakterisasi bakteri
- Media diferensil
(Suriawiria, 2005).

2.2.  Madia Agar
       Media agar biasanya terbuat dari agar biasa yang terbuat dari rumput laut, media agar ini berfungsi untuk pemadat media. Agar sullit didegradasi oleh mikroorganisme pada umumnya dan mencairnyapun pada suhu 450 C. Agar dapat diperoleh dalam bentuk batang, granula, atau bubuk. Jika dicampur dengan air dingin agar tidak akan larut. Maka dari itu untuk melarutkan agar harus dengan dipanaskan , pencairan dan pemadatan berkali-kali atau sterilisasi yang terlalu lama dapat menurunkan kekuatan agar, terutama pH keasaman. Media agar biasa dipakai pada kultur padat dan semipadat yang memakai bahan agar sebagai media (Lucky, 2013)
        Saat ini media agar merupakan media yang sangat umum digunakan dalam penelitian mikrobiologi. Media agar digunakan memungkinkan untuk dilakukannya isolasi bakteri dari suatu sempel, karakteristik morfologi, sampai penghintungan bakteri yang dikenal dengan nama total plate count. Bentuk koloni bakteri dan warna-warninya mudah sekami dikenali dengan menggunakan media ini dengan cara mengubah komposisi nutrien atau menambahkan indikator tertentu. Komposisi media bakteri dapat dimodifikasi sehingga dapat digolongkan menjadi media umum, media selektif, dam media diferensial (Lucky, 2013)

2.3.  Nutrien
       Pembiakkan mikroba secara buatan memerlukan media pertumbuhan untuk menjadi tempat tumbuh dan penyedia nutrien bagi mikroba. Media pertumbuhan teridiri dari garam organik, sumber energi (karbon), vitamin dan zat pengatur tumbuh (ZPT). Pembuatan media ini dapat pula ditambahkan komponen lainnya. pembuatan media ini  dapat ditambahkan pula komponen lain seperti senyawa organik atau senyawa kompleks lainnya (Bactiar, 2013)
      Nutrien dalam media pertumbuhan berfungsi sebagai pembentuk substansi yang mengaktivasi enzim pada media. Kebutuhan akan nutrien dan vitamin berbeda-beda pada masing-masing mikroorganisme. mikroba memperlihatka gejala yang berlainan dalam pola pengambilan nutrisi, meskipun semua mikroba membutuhkan nutrien dalam proses metabolismenya, namun beberapa jenis mikroba mampu mensintesis nutrien  sendiri dari senyawa lain yang ada dalam media (Bactiar,2013)

2.4.  Macam-macam bakteri
Bakteri merupakan oerganisme bersel tunggal yang bereproduksi dengan cara yang sederhana, yanitu dengan cara pembelahan biner. Sebagian besar  hidup bebas dan mengandung informasi genetik dan memiliki sistem biosententik dan penghasil energi yang penting untuk pertumbuhan dan reproduksinya. Dan ada juga sejumlah bakteri ada yang bersifat parasit (Adnan,2012).
a. Berdasarkan bentuknya, bakteri dibagi menjadi 3 galongan besar, yaitu:
¾    Kokus (coscus) adalah bakteri yang berbentuk bulat seperti bola dan mempunyai beberapa variasi yaitu:
·         Mikrococcus, jika kecil dan tunggal.
·         Diplococcus, jika bergandeng dua-dua.
·         Tetracoccus, jika bergandeng empat dan membentuk bujur sangkar.
·         Sarcina, jika bergerombol membentuk kubus.
·         Staphylococcus, jika bergerombol.
·         Streptococcus, jika bergandeng membentuk rantai.
¾    Basil (Bacillus) adalah kelompok bakteri yang berbentuk batang atau silinder, dan memiliki variasi yaitu:
·         Diplobacillus, jika bergandengan dua-dua.
·         Streptobacillus, jika bergandengan membentik rantai.
¾    Spiral (Spirilum) adalah bakteri yang berbentuk lengkung dan mempunyai variasi yaitu:
·         Vibrio, (bentuk koma), jika lengkung kurang dari setengah lingkaran  (bentuk koma).
·         Spiral, jika lengkung lebih dari setengah lingkaran.
·         Spirochete, jika lengkung membentuk struktur yang fleksibel.
Bentuk tubuh pada bakteri ini biasanya dipengaruhi oleh keadaan lingkungannya.
b. Berdasarkan tempat dan jumlah flagel yang dimiliki bakteri dapat dibagi sebagai
    berikut:
¾     Atrik, tidak mempunyai flagel.
¾     Monotrik, hanya mempunyai satu flagel pada salah satu ujungnya.
¾     Lofotrik, mempunyai sejumlah flagel pada salah satu ujungnya.
¾     Amfitrik, mempunyai satu flagel pada kedua ujungnya.
¾     Peritrik, mempunyai flagel pada seluruh permukaan tubuhnya.
c. Berdasarkan cara mendapatkan makanan yaitu,
¾    Bakteri heterotrof, yaitu memperoleh makanan berupa zat organik dari lingkungannya (sisa organisme, sampah atau zat dalam tubuh oerganisme lain). Seperti: Escherichia coli, clostridium tetani.
¾    Bakteri autotrof, yaitu bakteri yang dapat menyusun sendiri zat-zat organik dari zat anorganik. Seperti: Bakterioklorofil dan Bakteriopurpurin.
d. Berdasarkan pada kebutuhan oksigennya dapat dibagi yaitu,
¾    Aerob yaitu bakteri yang memerlukan oksigen bebasa untuk reaksi pernafasannya. Seperti : Nitrosomonas. Sp, Mycobacterium tuberculosis.
¾    Anaerob yaitu bakteri yang tidak memerlukan oksigen bebas untuk reaksi pernafasannya, seperti: Lactobacillus bulgaricus, Clostridium tetani, Mycrococcus denitrificans.
e. Berdasarkan lapisan peptidoglikan dinding sel,
¾    Bakteri gram positif yaitu bakteri yang bewarna ungu, dan lapisan peptidoglikan dinding sel tebal, seperti: Neisseria gonorhae, Terponema pollidum, vibrio cholera, Bacillus sp.
¾    Bakteri gram negatif yaitu bakteri bewarna merah mudah, dan lapisan peptidoglikan dinding sel tipis, sperti: Propioni bacterium, Sterptococcus metans, Staphylococcus aureus (Adnan,2012).



























BAB 3
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
3.1.  Waktu dan Tempat
        Praktikum Dasar-dasar Mikrobiologi Akuatik dilaksanakan pada hari selasa tanggal 24 Febuari 2015, pada jam 14.30 wib. Dilaksanakan di ruang seminar BDA.

3.2.  Alat, Bahan, dan Metode
3.2.1.  Alat
Tabel. Alat yang digunakan pada saat praktikum pembuatan media yaitu
Nama alat
Fungsi
Cawan petri
Tempat meletakkan media
Erlemeyer
Tempat bahan kaldu dari media
Bunsen
Pemanas dan juga pensteril
Korek api
Menghidupkan bunsen
Tisu
Menglap meja
Plastik pengkrin
Perekat dan penutup cawan yang sudah ada media
Kertas biasa
Penutup atau pengunci cawan agar tidak terkontaminasia


3.2.2.  Bahan
Tabel. Bahan yang digunakan saat praktikum pembuatan media agar yaitu,
Bahan
Fungsi
Kaldu ikan
Sumber nutrisi mikroba
Agar swalo
Sebagai media padat mikroba
Alkohol
Untuk sterilisasi




3.2.3.  Metode
1.  Alat dan bahan yang mau digunakan lengkap.
2.  Kedua tangan dan lingkungan (meja) disterilkan dengan menggunakan alkohol.
3. Bunsen dihidupkan dan panaskan bibir cawan petri ke api bunsen.
4. Panaskan bibir erlemeyer yang berisi kaldu ikan yang di campur agar yang sudah
    dibuat dengan perbandingan 2,8 liter kaldu dan 28 gr agar. Tungkan ke dalam
    cawan petri seperlunya.
5. Melakukannya harus di depan api bunsen, agar tidak terkontaminasi.
6. Tutup cawan dan putar cawan membentuk angka delapan diatas meja sampat
    media agar kering.
7. setelah kering balik cawan dan tutup bibir cawan dengan menggunkan plastik
   pengkrin dan kunci dengan menggunakan kertas biasa sampai benar-benar rapat.


















BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.  Hasil
        Hasil yang didapat dalam praktikum pengenalan alat ini yaitu berupa sebahai berikut:
Tabel. Alat yang digunakkan saat praktikum pembuatan media.
No
Gambar Alat
Fungsi
1.
 Cawan Petri
Sebagai tempat media agar dan tempat sempel bakteri.
2.
 Erlemeyer
Tempat atau wadah kaldu untuk media agar.
3.
 Bunsen
Memanaskan dan Mensterilkan wadah dari media.
4.
 Alkohol
Untuk mensterilkan lingkungan sekitar dan tangan




b.  Pembahasan
     Dari hasil yang diperolah dari praktikum pengenalan media agar dapat diketahui bahwa media adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroba untuk pertumbuhannya. Media juga merupakan subtrat yang kaya akan nutrien yang selanjutnya digunakan untuk membiakkan mikroba atau kultur bakteri. Media juga harus memenuhi syara yaitu harus steril, mengandung nutrien dan memiliki pH yang sesuai dengan bakteri yang akan di isolasi atau yang mau dikultur.
     Media yang dipakai saat praktikum pembuatan media yaitu media agar yang terbuat dari agar swalo yang di campurkan dengan kaldu ikan dengan perbandingan 2,8 liter kaldu dan 28 gr agar. Kaldu yang dipakai yaitu kaldu ikan karena kaldu ikan mengandung omega3 yang baik buat pertumbuhan bakteri. Media agar digunakan berupa media padat jadi jika kering maka media akan mengeras. Media agar yang digunakan yaitu agar biasa agar swalo karena agar ini selain murah juga sudah memenuhi syarat untuk dapat menjadi media bagi pertumbuhan bakteri karena mengandung garam,dan nutrisi tertentu yang diperlukan oleh bakteri untuk mau tumbuh pada media yang disediakan.
      Media agar harus mengandung nutrien karena berfungsi sebagai pembentuk substansi yang mengaktivasi enzim pada media. Kebutuhan akan nutrien dan vitamin berbeda-beda pada masing-masing mikroorganisme. mikroba memperlihatkan gejala yang berlainan dalam pola pengambilan nutrisi. Nutrien diperlukan untuk tumbuh kembang bakteri.









BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.  Kesimpulan
1.  Media adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang
    diperlukan mikroba untuk pertumbuhannya.
2.      Media agar yaitu media yang terbuat dari agar dan jika kering akan mengeras dan berbentuk padat.
3.      Media harus memenuhi syarat untuk dapat menjadi media tumbuh bagi bakteri yaitu harus steril, pH harus sesuai dengan keadaan bakteri, dan harus mengandung nutrien untuk sumber makanan bagi bakteri.
4.      Umumnya pembuatan media pertumbuhan guna untuk pembelajaran mikrobiologi.
5.      Kebutuhan akan nutrien berbeda-beda pada masing-masing mikroba tergantung pada jenis dan habitat mikroba.

5.2.  Saran
        Pada praktikum pengenalan media menurut saya alangkah baiknya jika kita tidak hanya mengenal media agar sajakita juga bisa pakai gelatin ataupun juga gel silika, jadi kita dapat membadingkan perbedaan atau juga persamaan dari masing-masing media pada mikrobiologi.










Daftar Pustaka

Agung, Sri. 2009. Uji Bakteri. Fakultas Farmasi Universitas Padjajaran, Bandung
Bachtiar. 2013. Pembuatan Media Mikrobiologi Dasar. Fakultas Matematika dan Ilmu
               Pengetahuan Alam. Universitas Surabaya, Surabaya.
Kharisma, Adnan. 2012. Kelimpahan Bakteri Pada Air. Fakultas Perikanan dan
                Kelautan Universitas Erlangga, Surabaya.

Mirsadiq, Lucky. 2013. Laporan Praktikum Mikrobiologi Pertanian. Program Studi
                 Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret, Surabaya.

Suriawiria. 2005. Mikrobiologi Dasar, Papas Sinar Sianti, Jakarta.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar