BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang
Pewarnaan
Gram adalah pewarnaan diferensial yang sangat berguna dan paling banyak
digunakan dalam laboratorium mikrobiologi, karena merupakan tahapan penting
dalam langkah awal identifikasi. Pewarnaan ini didasarkan pada tebal atau
tipisnya lapisan peptidoglikan di dinding sel dan banyak sedikitnya lapisan
lemak pada membran sel bakteri. Jenis bakteri berdasarkan pewarnaan gram dibagi
menjadi dua yaitu gram positif dan gram negatif. Bakteri gram positif memiliki
dinding sel yang tebal dan membran sel selapis. Sedangkan baktri gram negatif
mempunyai dinding sel tipis yang berada di antara dua lapis membran sel
(Dwidjoseputro,2003).
Bakteri merupakan mikrobia prokariotik
uniselular, termasuk kelas Schizomycetes,
berkembang biak secara aseksual dengan pembelahan sel. Bakteri tidak
berklorofil kecuali beberapa yang bersifat fotosintetik. Cara hidup bakteri ada
yang dapat hidup bebas, parasitik, saprofitik, patogen pada manusia, hewan dan
tumbuhan. Habitatnya tersebar luas di alam, dalam tanah, atmosfer (sampai 10 km
diatas bumi), di dalam lumpur, dan di laut. Bakteri mempunyai bentuk dasar
bulat, batang, dan lengkung. Umumnya bakteri berukuran 0,5-10 µm. Para ahli
menggolongkan struktur bakteri menjadi dinding luar, sitoplasma, dan bahan
inti. Bakteri memiliki flagel atau bulu cambuk, pili atau fimbriae, kapsula
atau lapisan lendir, dinding sel dimana ada yang struktur dinding sel bakteri
Gram Negatif yaitu merupakan struktur yang berlapis, sedangkan bakteri Gram
Positif mempunyai satu lapis yang tebal. Dalam sel baktri terdapat membran
sitoplasma, protoplasma, inti, organel-organel lain yang memiliki peran
masing-masing. Bila bakteri tumbuh di dalam medium yang tidak cair, maka
terjadilah suatu kelompok yang dinamakan koloni. Bentuk koloni berbeda-beda
untuk setiap spesies, dan bentuk itu merupakan ciri khas bagi suatu spesies
tertentu. Pengamatan bakteri dapat kita lakukan secara individual, satu
persatu, maupun secara kelompok dalam bentuk koloni, dan sifat-sifatnya dapat
kita ketahui melalui koloni yang tumbuh di medium permukaannya (Emila, 2005).
1.2.
Tujuan
Tujuan
dari praktikum kali ini adalah untuk mengenal bentuk pertumbuhan koloni dan
sifat-sifat karakteristik koloni bakteri pada berbagai bentuk media, mengetahui
cara mewarnai bakteri, mempermudah melihat bentuk jasad mikrobia, memperjelas
ukuran dan bentuk mikrobia.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pewarnaan Gram
Pewarnaan gram atau metode gram adalah suatu
metode empiris untuk membedakan spesies bakteri menjadi dua kelompok besar,
yaitu gram positif dan gram negative, berdasarkan sifat kimia dan fisik
dinding sel mereka. Metode tersebut diberi nama berdasarka penemunya ilmuwan
Denmark, Hans Christian Gram (1853-1938) yang mengembangkan teknik tersebut
pada tahun 1884 untuk membedakan antara Pneumococcus dan bakteri Klebsiella
pneumonia (Dwidjoseputro, 2003).
Bakteri garam positif adalah bakteri yang
mempertahankan zat warna metil ungu
atau kristal ungu sewaktu proses pewarnaan gram.
Bakteri jenis tersebut akan berwarna biru atau ungu di bawah mikroskop,
sedangkan bakteri gram negatif akan berwarna merah muda
atau merah. Perbedaan klasifikasi antara kedua jenis bakteri tersebut terutama
didasarkan pada perbedaan struktur dinding sel bakteri (Waluyo, 2007).
Bakteri gram negatif adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat warna metil
ungu atau kristal ungu pada metode pewarnaan gram. Bakteri gram positif akan
mempertahankan warna ungu gelap setelah dicuci dengan alkohol, sementara bakteri gram negative tidak. Pada
uji pewarnaan gram, suatu pewarna penimbal (counterstain)
ditambahkan setelah metal ungu atau Kristal ungu, yang membuat semua bakteri
gram negatif menjadi berwarna merah
atau merah muda. Pengujian tersebut berguna untuk mengklasifikasikan
kedua tipe bakteri tersebut berdasarkan perbedaan struktur dinding sel mereka
(Dwidjoseputro, 2003).
Metode pewarnaan spora berfungsi untuk
mempermudah pengamatan agar peneliti atau pengamat mampu melihat spora,
membedakan dengan sel vegetative ataupun mengamati bentuknya. Endospora tidak
mudah diwarnai dengan zat pewarna pada umumnya. Hal tersebut yang menjadi dasar
dari metode pengecatan endospora dengan larutan hijau malasit. Metode Shaeffor,
foton endospora diwarnai pertama dengan larutan hijau malasit. Pengecatan
tersebut sifatnya kuat karena dapat berpenetrasi ke dalam endospora dengan
perlakuan larutan hijau malasit. Teknik tersebut akan menghasilkan warna hijau
pada endospora dan merah pada sel vegetative (James, 2002).
Faktor–faktor yang perlu
diperhatikan dalam melakukan
isolasi mikroba antara lain sifat jenis mikroba
yang akan diisolasi, tempat hidup atau asal mikroba tersebut, medium
untuk pertumbuhannya yang sesuai, cara inkubasi mikrobia, cara menanam mikroba
tersebut, cara menguji bahwa mikrobia yang diisolasi telah berupa biakan murni
dan sesuai dengan yang dimaksud, cara memelihara agar mikrobia yang telah
diisolasi tetap merupakan biakan murni Cara–cara untuk mengisolasi khamir yaitu
dengan cara Hansen dengan menggunakan ruangan lembab (moist chamber method of Hansen), cara pengenceran (dilution method), cara Linder (the Linder method), dan dengan metode
micromanipulator (Suryanto, 2006).
Cara pengecatan bakteri umumnya menggunakan lebih dari satu tingkat
pengecatan dimana hasil pengecatan sangat dipengaruhi oleh beberapa paktor
seperti fiksasi, substrat, dan cat peluntur. Sebelum bakteri dicat harus
dilakukan fiksasi terlebih dahulu, cara yang paling banyak dilakukan ialah cara
fisik (Nur Indriyani, 2007).
2.2. Macam Pewarnaan Gram
Pewarnaan pada bakteri dibagi menjadi tiga, yaitu :
2.2.1. Pewarnaan
sederhana
Pewarnaan sederhana merupakan teknik pewarnaan
yang paling banyak digunakan. Disebut sederhana karena hanya menggunakan satu
jenis zat warna untuk mewarnai organisme tersebut. Kebanyakan bakteri mudah
bereaksi dengan pewarnaan-pewarnaan sederhana karena sitoplasamanya bersifat
basofilik (suka dengan basa). Zat-zat warna yang digunakan untuk pewarnaan
sederhana umumnya bersifat alkolin. Dengan pewarnaan sederhana dapat mengetahui
bentuk dan rangkaian sel-sel bakteri. Pewarna basa yang biasa digunakan untuk pewarnaan
sederhana ialah metilen biru, kristal violet, dan karbol fuehsin yang mana
pewarnaan sederhana ini dibagi lagi menjadi dua jenis pewarnaan (Karmana, 2008)
a. pewarnaan
asam
Merupakan pewarnaan yang menggunakan satu
macam zat warna dengan tujuan hanya untuk melihat bentuk sel. Adapun zat warna
yang dipakai dalam pewarnaan positif adalah metilen biru dan air furksin
(James, 2002).
b. Pewarnaan
Basa
Pewarnaan basa atau negatif merupakan metode
pewarnaan untuk mewarnai bakteri tetapi mewarnai latar belakangnya menjadi
hitam gelap. Pada pewarnaan ini mikroorganisme kelihatan transparan (tembus
pandang). Teknik ini berguna untuk menentukan morfologi dan ukuran sel. Metode
ini menggunakan cat nigrosin atau tinta cina ( Suryanto, 2006)
2.2.2. Pewarnaan Diferensial
(Gram)
Pewarnaan Gram atau metode Gram adalah suatu
metode empiris untuk membedakan spesies bakteri menjadi dua kelompok besar,
yakni gram positif dan gram negatif, berdasarkan sifat kimia dan fisik dinding
sel mereka. Metode ini diberi nama berdasarkan penemunya, ilmuwan Denmark Hans
Christian Gram (1853–1938) yang mengembangkan teknik ini pada tahun 1884 untuk
membedakan antara pneumokokus dan bakteri Klebsiella pneumoniae. Bakteri
Gram-negatif adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat warna metil ungu pada
metode pewarnaan Gram. Bakteri gram positif akan mempertahankan zat warna metil
ungu gelap setelah dicuci dengan alkohol, sementara bakteri gram negatif tidak.
Pada uji pewarnaan Gram, suatu pewarna penimbal (counterstain) ditambahkan
setelah metil ungu, yang membuat semua bakteri gram negatif menjadi berwarna
merah atau merah muda. Pengujian ini berguna untuk mengklasifikasikan kedua
tipe bakteri ini berdasarkan perbedaan struktur dinding sel mereka (Suriawiria,
2005).
a. Bakteri Gram
Negatif
Bakteri gram negative adalah bakteri yang
tidak mempertahankan zat warna metil ungu pada metode pewarnaan Gram. Bakteri
gram positif akan mempertahankan warna ungu gelap setelah dicuci dengan
alcohol, sementara bakteri gram negative tidak (Suryati, 2006).
b. Bakteri Gram
Positif
Bakteri gram positif adalah bakteri yang
mempertahankan zat warna metil ungu sewaktu proses pewarnaan Gram. Bakteri
jenis ini akan berwarna biru atau ungu di bawah mikroskop, sedangkan bakteri
gram negative akan berwarna merah muda. Perbedaan klasifikasi antara kedua
jenis bakteri ini terutama didasarkan pada perbedaan struktur dinding sel
bakteri (Waluyo, 2007)
Bakteri gram negatif
memiliki 3 lapisan dinding sel. Lapisan terluar yaitu lipoposakarida (lipid)
kemungkinan tercuci oleh alkohol, sehingga pada saat diwarnai dengan safranin
akan berwarna merah. Bakteri gram positif memiliki selapis dinding sel berupa
peptidoglikan yang tebal. Setelah pewarnaan dengan kristal violet, pori-pori
dinding sel menyempit akibat dekolorisasi oleh alkohol sehingga dinding sel
tetap menahan warna biru. Sel bakteri gram positif mungkin akan tampak merah jika waktu
dekolorisasi terlalu lama. Sedangkan bakteri gram negatif akan tampak ungu bila
waktu dekolorisasi terlalu pendek (Nur, 2007).
2.3. Perbedaan Gram Positif dan Negatif
Ada beberapa
perbedaan bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif. Menyatakan bahwa gram
positif dinding selnya mengandung peptidoglikan dan juga asam teikoat dan asam
teikuronat. Oleh sebab itu dinding sel bakteri gram positif sebagian adalah
polisakarida. Pada beberapa bakteri asam teikoat merupakan antigen permukaan (antigen
dinding sel), dan ada yang merupakan selaput pada selnya. Asam teikoat ini pada
umumnya terdiri dari gula netral seperti galaktosa, manosa, ramnosa, arabinosa
dan glukosamin. Lapisan yang demikian itu akan menyelimuti seluruh sel bakteri
sehingga menyerupai selubung yang kuat dan dinamakan murein
(Karmana, 2008).
Sedangkan pada
dinding sel bakteri gram negatif terdapat peptidoglikan yang sedikit sekali dan
berada diantara selaput luar dan selaput dalam dinding sel. Dinding sel bakteri
gram negatif sebelah luar merupakan komponen yang terdiri dari fosfolipid dan
beberapa protein yang sering disebut sebagai auto layer (James, 2002).
Perbedaan relatif sifat bakteri gram positif
dan gram negatif.
Sifat
|
Bakteri garam (+)
|
Bakteri gram negatif(-)
|
Komposisi dinding sel
|
Kandungan lipid rendah (1-4%)
|
Kandungan lipid tinggi
|
Ketahanan terhadap penisilin
|
Lebih sensitif
|
Lebih tahan
|
Penghambatan oleh pewarna basa (VK)
|
Lebih dihambat
|
Kurang dihambat
|
Kebutuhan nutrisi
|
Kebanyakan spesies relatif kompleks
|
Relatif sederhana
|
Ketahanaa terhadap
perlakuan fisik
|
Lebih tahan
|
Kurang tahan
|
2.4.Pewarnaan Khusus
Pewarnaan khusus merupakan metode pewarnaan
untuk mewarnai struktur khusus atau tertentu dari bakteri seperti bagian spora,
kapsul, flagel dsb. Contoh pewarnaan khusus :Pewarnaan Endospora Anggota dari
genus Clostridium, Desulfomaculatum, dan Bacillus adalah
bakteri yang memproduksi endospora dalam siklus hidupnya. Endospora merupakan
bentuk dorman dari sel vegetatif, sehingga metabolismenya bersifat inaktif dan
mampu bertahan dalam tekanan fisik dan kimia seperti panas, kering, dingin,
radiasi, dan bahan kimia. Tujuan dilakukannya pewarnaan endospora adalah
membedakan endospora dengan sel vegetatif, sehingga pembedaannya tampak jelas.
Endospora tetap dapat dilihat di bawah mikroskop meskipun tanpa pewarnaan dan
tampak sebagai bulatan transparan dan sangat refraktil. Namun jika dengan
pewarnaan sederhana, endospora sulit dibedakan dengan badan inklusi
(Emila, 2005).
a. Pewarnaan kapsul
Pewarnaan ini menggunakan
larutan kristal
violet panas, lalu larutan tembaga sulfat sebagai pembilasan menghasilkan warna
biru pucat pada kapsul, karena jika pembilasan dengan air dapat melarutkan
kapsul. Garam tembaga juga memberi warna pada latar belakang yang
berwana biru gelap (Waluyo, 2007).
b.
Pewarnaan spora
Dinding spora relatif tidak
permeable, namun zat warna bias menembusnya dengan cara memanaskan preparat.
c.
Pewarnaan flagel
Pewarnaan flagel dengan
memberi suspensi koloid garam asam tanat yang tidak
stabil, sehingga terbentuk presipitat tebal pada dinding sel dan flagel.
d.
Pewarnaan nucleoid
Pewarnaan nucleoid
menggunakan pewarna fuelgen yang khusus untuk DNA
BAB 3
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan
Tempat
Praktikum dasar-dasar
mikrobiologi Akuatik tentang pewarnaan Gram dilaksanakan pada hari Selasa, 10 Maret 2015 pukul 14.20 WIB sampai dengan selesai, di Ruang Seminar program studi Akuakultur, Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya.
3.2. Alat,
Bahan dan Metoda
3.2.1. Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini dapat
dilihat pada tabel 3.2.1.
Tabel 3.2.1. Alat yang digunakan dalam pewarnaan Gram
No.
|
Nama Alat
|
Spesifikasi
|
Fungsi
|
1.
|
Bunsen
|
2
|
Untuk mengeringkan sampel yang akan diamati
|
2.
|
Erlenmeyer
|
2
|
Sebagai wadah larutan
|
3.
|
Jarum ose
|
1
|
Untuk mengambil sampel
|
4.
|
Mikroskop
|
1
|
Untuk mengamati sampel
|
5.
|
Pipet tetes
|
1
|
Untuk mengambil larutan
|
6.
|
Preparat
|
1
|
Sebaagai tempat pewarnaan gram
|
3.2.2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini dapat dilihat
pada tabel 3.2.2.
Tabel 3.2.2. Bahan yang digunakan dalam pewarnaan
Gram
No.
|
Nama Bahan
|
Spesifikasi
|
Fungsi
|
1.
|
Aquadest
|
Secukupnya
|
Untuk mencuci kaca objek
|
2.
|
Pewarna A (Crystal violet)
|
Secukupnya
|
Pewarna 1
|
3.
|
Pewarna B (Lugols iodine)
|
Secukupnya
|
Pewarna 2
|
4.
|
Pewarna C (Alkohol 96%)
|
Secukupnya
|
Pewarna 3
|
5.
|
Pewarna D (Safranin)
|
Secukupnya
|
Pewarna 4
|
3.2.3. Metoda
Metoda yang digunakan dalam praktikum pewarnaan
Gram adalah sebagai berikut:
Letakkan bakteri pada
kaca preparat
Teteskan kristal violet (2-3 tetes) Diamkan 1 menit
Bilas dengan aquadest
Teteskan lugol iodin
Bilas dengan aquadest
Teteskan alkohol 96%
Teteskan safranin
Amati dengan mikroskop
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Adapun hasil dari praktikum pewarnaan gram adalah
sebagai berikut:
1. Objek : Bakteri
2. Warna
yang dihasilkan : Ungu (positif)
4.2. Pembahasan
Pada praktikum kali ini yaitu percobaan pewarnaan
gram, proses pertama yang perlu dilakukan yaitu proses fiksasi yang
merupakan proses mematikan bakteri yang tidak diinginkan secara cepat. Proses
ini awalnya dilakukan dengan membakar kaca objek yang akan diletakkan dengan
mikroba atau bakteri. Lalu kaca objek tersebut ditetesi dengan bakteri yang akan
diamati. Setelah itu dibakar lagi untuk membunuh bakteri-bakteri yang tidak
diinginkan.
Pewarnaan gram dibagi menjadi dua hasil yaitu
gram positif dan gram negative, tergantung dari reaksi dinding sel terhadap
tinta safranin atau kristal violet. Contoh dari bakteri gram positif ialah Clostridium perfringens, Staphylococcus
aureas, sedangkan bakteri gram negative misalnya adalah Eschericia Coli. Beberapa bakteri tidak
terwarnai dengan pewarnaan gram, misalnya Mycobacterium
spp, karena dinding selnya mengandung banyak lipid, sehingga digunakan
pewarnaan tahan asam untuk mengidentifikasinya. Pada pewarnaan tersebut sel
bakteri akan berwarna merah tetapi sel jaringan akan berwarna hijau (James,
2002).
Hasil pewarnaan pada bakteri gram, bila pada
bakteri gram positif akan berwarna ungu violet dan pada pewarnaan gram
negative akan berwarna merah. Pada percobaan kali ini hasil yang diperoleh
adalah warna ungu kebiru-biruan, itu berarti menandakan bahwa bakteri yang
dihasilkan adalah bakteri gram positif. Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pewarnaan
mikrobia antara lain fiksasi, peluntur warna, substrat, intensifikasi pewarna
untuk mempercepat pewarnaan mikrobia sehingga zat akan terikat lebih mudah di
dalam jaringan.
Tujuan
dari pewarnaan bakteri yaitu untuk mempermudah melihat bentuk jasad mikroba,
memperjelas ukuran dan bentuk jasad mikroba, memungkinkan untuk pengamatan
struktur luar dan dalam jasad mikroba dan melihat reaksi jasad terhadap
pewarnaan yang diberikan. Berdasarkan tujuan dari pewarnaan bakteri
tersebut, dalam praktikum praktikan telah membuktikannya dengan hasilyang
didapat, bakteri dengan warna ungu dan warna merah bata. Warna tersebut sangat
membantu unutuk mengidentifikasi bakteri tersebut.
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh
dari praktikum pewarnaan Gram adalah sebagai berikut:
1. Bakteri Staphylococcus
adalah bakteri yang termasuk dalam bakteri gram
positif yang berwarna ungu.
2. Pewarnaan gram atau
metode gram adalah suatu metode empiris untuk membedakan spesies bakteri
menjadi dua kelompok besar, yaitu gram positif dan gram negative, berdasarkan
sifat kimia dan fisik dinding sel mereka.
3. Dengan pewarnaan Gram
mempermudah untuk mengidentifikasi jenis bakteri.
4. Bakteri garam positif
adalah bakteri yang mempertahankan zat warna metil ungu atau kristal ungu sewaktu proses pewarnaan gram.
5. Bakteri gram negative
adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat warna metil ungu pada metode
pewarnaan Gram.
B.
Saran
Dalam
praktikum sebaiknya kita menggunakan beberapa jenis bakteri seperti bakteri
yang memiliki sifat yang variabel jadi kita dapat membedakan warna dengan
mudah.
Online Casino Site | Top 10 Pokies | Casino Sites & Slots
BalasHapus› › choegocasino Gambling Sites worrione & Slots 2021 — Gambling sites & Slots Gambling sites kadangpintar and slots · Casino site · Online slots · Casino site · Casino site · Online slots · Slots site · Online slots · Casino site · Online